By Lussi Indah Pratiwi on Monday, February 27, 2012 at 6:22pm
Cerita ini saya posting untuk seorang teman yang sedang duduk
termenung disana menyesali diri. Kehidupan cinta yang penuh dengan
pertengkaran membuat teman saya ini merasa salah memilih calon
pendamping hidupnya yaitu sang pacar yang sudah 4 tahun menemani
hari-harinya.cerita ini untuk kita semua yang sering kali membuat sedih
hati orang yang kita sayang .
Semoga kisah ini membuat perubahan akan perasaan pada sang kekasih & terima kasih untuk penulis cerita ini .
Sebuah
senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah
yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih?
Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat,
beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya,
tentang cinta.Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?Raka :
Kamu dong?Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?Raka : (Berpikir sejenak,
lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan
melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk
dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang
hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di
hati.”
Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang
indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai
tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain
mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam
membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.
Mereka
mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.Pada
suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat
tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu nggak cinta lagi sama
aku!”Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik
berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang
rusukku!”
Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku
untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya
pada apa yang telah dia dengar.Raka menyesal akan apa yang sudah dia
ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak
mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali
ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau
aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan
mencari pasangan sejati masing-masing. ”
Lima tahun
berlalu…..Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan
kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing,
bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua
informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi
kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.
Dan di
tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada
yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia
merindukan Dara.
Suatu hari, mereka akhirnya kembali
bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan
perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata
mereka tak saling mau lepas.Raka : Apa kabar?Dara : Baik… ngg.., apakah
kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?Raka : Belum.Dara : Aku terbang
ke New York dengan penerbangan berikut.Raka : Aku akan kembali 2 minggu
lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum
ada yang berubah. Tidak akan adayang berubah.Dara tersenyum manis, lalu
berlalu.
“Good bye….”
Seminggu kemudian,
Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan , mati. Malam itu, sekali
lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di
dadanya.Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang
rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan
NB : Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal "
terima
kasih , semoga ini bsa jadi sedikit bahan renungan untuk kita semua ,
dimana arti mencintai bukan karna ada kelebihan dan kesempurnaan ,tapi
dimana saling melengkapi menjadi satu jembatan untuk menyisihkan
perbedaan ..(lip)