Ramalan

Edu Indonesia
0
Ramalan By   :  Hylda Khairah Putri

Pagi itu langit begitu cerah, tak ada kemungkinan akan turun hujan badai. Tapi,  Cika telah menyediakan jas hujan, payung, dan perlengkapan untuk menghadapi hujan. Dengan senyuman ceria ia pun pergi kesekolah “ ma, cika pergi dulu ya” pamitnya.

“lhoo…sayang, kenapa bawa payung, harikan cerah?” Tanya mama kebingungan.

“ mama, kemaren cika dengar ramalan cuaca hari ini akan turun hujan lebat, ‘kan ada pepatah yang mengatakan ‘sedia payung sebelum hujan’. So, daripada nanti cika sakit kerena hujan, mending cika bawa payung” jawabnya sambil memasukkan jas hujannya keranselnya.

“ ya…uda hati-hati dijalan ya, tapi mama ingetin ramalan itu gak semuanya benar”

“ iya mam, feeling cika ramalan cuaca hari ini dijamin benar kok, kalau gitu  cika pergi dulu ma” dengan langkah berlahan cika pun pergi ke sekolah, sesampainya disekolah langit masih tampak cerah. hal ini tak mengoyahkan ramalannya.

“ woy cika” kejut teman sebagkunya tania  “ ada angin apa loe bawa payung ne hari, gak liat loe langit secerah senyum gue?!!”

“ ya..ya.. terserah kata loe aja dech, yang penting kalau ‘ntar hujan lebat gue gak bakalan minjami loe payung okey. Kalau gitu gue masuk dulu ya”

Semua siswa dikelas pun menertawakan cika yang membawa payung lengkap dengan jas hujan.

 “ oo..my God,  nyonya ratu ramalan udah mulai sakit jiwa ya, masa’ pagi yang cerah kayak gini, bawa payung see” ledek salah satu temanya.

“tukang ramalnya ngelantur kali??!!” lanjut siswa lain tertawa geli.

Namun, ia menghiraukan semua ledekan dari teman-temanya, karena ia yakin kalau ramalan cuaca hari ini akan turun hujan lebat.

Lonceng tanda pulang telah berbunyi. Semua siswa mulai beranjak pulang. Tiba-tiba dari atas terdengar suara butiran-butiran air melaju menghujam atap sekolah. Semua siswa panik karena ternyata hari ini perkiraan cika akan turun hujan deras benar-benar terjadi.

“ iya… hujan deras” keluh siswa goncar-ganjir.

“ cika, loe bawa payungnya berapa? Gue boleh pinjam gak?” Tanya sari

“ nggak… eh, tadi loe gak percaya kalau hari ini akan turun hujan, sekarang loe malah mau minjam payung gue lagi ” ocehnya balas dendam

“ iya dech lain kali gue percaya ama loe ”

“ ya uda kalau gitu gue pulang dulu, salamat menunggu teman-temanku yang malang” sapanya meninggalkan kelas.

         Mulai hari itu semua teman cika mulai percaya akan ramalan, tapi, banyak juga yang merasa bahwa itu cuma kebetulan saja. Cika , ia semakin percaya. Mulai dari warna, hari, angka keberuntungan, zodiack sampai soal jodoh alias cinta, dia serahin semua ketukang ramal langganannya. Setiap langkahnya ia selalu konsultasi dengan layanan yang bisa dikatakan sirik ini. Banyak teman cika yang ingin bertemu dengan tural alias tukang ramal yang mahir itu. Mereka juga ingin diramal seperti cika, dan berita ini pun menyebar dari ujung selatan sekolah hingga utara sudut sekolah. Memeng sich gak sedikit yang mencoba menasehati cika.

“ cika, gue sebagai teman dekat loe. Cuma mau nginatin kalo ramalan itu gak bisa dipercaya dan gak semuanya benar”

“ banyak banget sich bawel loe, masa’ ama teman sendiri gak percaya sich”

“ bukan gitu maksud gue”

“ ahh… bilang aja kalo loe tuh gak suka ama gue karena sekarang gue lebih terkenal dari pada loe” bentak cika meninggalkan kantin menuju kelas


Bel tanda pulang berbunyi, semua anak Osis SMA Harapan berkumpul, mereka sibuk membicarakan acara berkemah dalam rangka hari pramuka. Tak lupa pula cika yang gemar berkemah ini, sibuk mencari tanggal yang cocok untuk berkemah sesuai ramalanya.  “guys, gue punya usul agar kemah ini berjalan dengan lancer”

“ loe mau usul sesuai dengan ramalan loe kan” sahut Tania dengan nada sinis

“ iya dan ramalan gue selalu benar dan bisa dipegang” tegasnya

Tania langsung mengalihkan pembicaraan agar teman-temanya tidak terlalu percaya ramalan

 “ gimana kalau kita berangkannya tanggal tiga belas”

“ jangan itu hari dan tanggal sial, entar kalau kita pergi dihari itu kita bakalan celaka” tepis cika berdebat. “ gimana kalau tanggal sembilan, menurut ramalan hari itu hari hokki

“ benar-benar, gak ada salahnya kita percaya ramalan, toh ramalan Cika kan selalu benar” ujar salah seorang siswa.

“ kita berangkatnya setelah jam duabelas aja, cause, menurut ramalan kalau kita mau berpergian jauh kita harus pergi setelah jam duabelas”


         Hari yang dinanti pun datang, semua perlengkan telah disediakan dan semua sesuai dengan ramalan Cika. Siang yang cerah, menjadi tanda betapa cerahnya hati para siswa, mereka tak sabar untuk berkemah. Canda dan tawa yang semula menghiasi wajah, berubah menjadi kekesalan saat melintasi jalan menuju puncak, hujan mengguyur, kemacetan pun tak dapat dielakkan, para siswa semakin jenuh saat ban mobil yang mereka kendarai bocor. Semua siswa bergegas mencari warung-warung kecil yang berada dipinggiran jalan sambil menunggu mobil angkutan lain datang menjemput mereka. Senja mulai menutup hari, wajah masam mulai menuntut kepastian.

” cika, gemana sich loe, katanya hari ini, hari hokki tapi loe liat donk, uda hujan, macet, gak ada ojek lagi” keluh siska

“ loe tenang aja semua bakal bik-baik aja kok, semua bakal berjalan lancer. So, kalian gak usah panik”

“ saat kayak gini loe masih percaya ramalan”

“ ya udah loe lihat aja nanti, ” bentaknya menuju warung yang berada diseberang. Ketika ingin menyebrang jalan tiba-tiba sebuah sepeda motor datang dengan arah yang berlawanan dan akhirnya cika tergeletak lemah dengan tubuh yang berlumuran darah. Orang-orang yang ada disana segera membawa cika kerumah sakit.

“ kan uda gue bilang, nggak seharusnya loe percaya dengan ramalan”

“ benar” sorak teman-teman cika

“ iya gue gak bakalan percaya lagi dengan ramalan, gue harusnya lebih pada diri gue sendiri, bukan mengharapkan ramalan yang bikin hidup gue jadi serba gak pede dan bikin kaki kanan gue patah”

“ nah jadi’in ne hari sebagai pelajaran buat kita semua” pesan Tania 

Tak perlu keliling dunia
Indonesia,

Pernah kupandangi dirimu

Dengan mimpi menjulang himalaya

Dengan senyuman denmark nan hijau

Dengan semangat sepermai padang sahara

Dan, Dengan tengis seluas pasifik


Indonesiaku,

Pernah anganku melukismu

Dengan hamparan tinta biru lautmu

Dengan kuas ranting hutan tropismu

Dengan kanvas zamrud khatulistiwa

Agar aku dapat menyentuh indahmu

Namun sayang, gagal bagiku makhluk yang tak bersayap


Dunia

Inginku katakan padamu,

Cukup kelap-kelip gemintang di kota java

Cukup pelangi fajar di ranah belitung

Cukup nyiur tawa di pulau dewata

Tak perlu keliling dunia untuk menikmatimu

Cukup disini

Di Nusantara…


jika ingin berlari

belajarlah berjalan dengan baik

jika ingin berjalan

belajarlah melangkah dengan baik

jika ingin melangkah

belajarlah merangkak dengan baik 
                                jika ingin dihargai

belajarlah menghargai dengan baik

jika ingin dicintai

belajarlah mencintai dengan baik

dan jika ingin memiliki sahabat sejati

belajarlah menjadi sahabat dengan baik

serta jika ingin menjadi yang sukses

belajarlah menghadapi masalah dengan baik
.....(hkp)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)