PETI MATI sebuah  karya seni teater dari 2 IPA 1 memberikan keyakinan yang mantap untuk  bisa tampil dengan semaksimal mungkin hingga harus berlatih dan bermain  dengan rasa tanggungjawab dan semangat yang tinggi untuk tampil. Hal  inilah yang ditunjukan oleh EGA sang sutradara yang menjadi panggilan  hati untuk berusaha semaksimal mungkin dalam teater yang dipimpimnya.  Ternyata untuk mendapatkan hasil yang lebh bagus perlu latihan yang  cukup keras, waktu luang yang lebih banyak. Walaupun kendala 
yang  dihadapi selama pelaksanaan latihan cukup membutuhkan kewsabaran yang  cukup tinggi hingga terkadang terjadi perselisiohan-perselisihan yang  pada akhirnya mampu untuk mewujudkan hasil yang cukup memuaskan.  Disinilah saya sebagai seorang sutradara harus bisa mengimbangi  kepentingan-kepentingan yang harus saya pelajari selama menjadi  sutradara. Apalagi kami masih muda dalam ilmu pengetahuan teater dan  masih muda dalam usia untuk mempinpin suatu pertunjukan, hal inilah yang  terkadang menjadi kendala yang saya hadapi. Tapi insayaallah dengan  bimbingan dua guru yang selalu memabntu kami dalam pelasanaan penampilan  teater kami. Tidak hal yang mudah untuk membimbing kami siapalagi kalau  bukan pak Yatno dan Pak Suhardiman. Alhamdulillah dengan arahan  yang diberikannya mampu memberikan kami yang terbaik. Pendekatan  pembelajaran yang mereka berikan mampu untuk dapat kami mengerti untuk  kami laksanakan dalam kegiatan penampilan teater ini. Sebuah PETI MATI  buah karya anak-anak didikan Pak Yatno dan Pak Suhardiman mampu  memberikan hal yang lebih baik untuk  kedepannya.MD/S/25/5/11./00/Suahardiman
-min.png) 


-min.png)