Sekar  .R. Nurramadhani
X aksel3
      Nama  lengkapku Cherillya Nafisya Az-zahra, tapi orang-orang biasa memanggilku  Icha. Aku bersekolah di SMA Citra Jaya, Bandung. Aku duduk di bangku  kelas 10, tepatnya di kelas 10Aksel3. Walaupun aku masih adek kelas,  tak apalah ya kan, kalau aku ngomongin tentang asam manis pahit asin  dan pedasnya remaja. Cerita ini dimulai dari……………………………..
      Di  Sabtu pagi, biasanya aku selalu sibuk dengan seluruh kegiatan yg bertemakan  sekolah, ya secara gitu aku ni termasuk dalam salah 1 jaringan intra  sekolah khusus siswa/i, yg lebih enaknya disebut OSIS, tetapi aku baru  terpilih untuk bergabung didalamnya karena ada pergantian anggota OSIS  kelas 12 yg sdg gentar-gentarnya untuk ribet dengan masalah ujian.
      Tepat  pada waktu itu, kami diberi tugas untuk mencatat nama-nama 3 besar murid  berprestasi dari masing-masing kelas yang akan diseleksi untuk memperebutkan  beasiswa. Saat berada dalam salah satu kelas,
- “Assalamualaikum, maaf  buk mengganggu,” ucapku pada seorang guru yang sedang mengajar didalamnya
- “Wa’alaikum salam, mmmm  ada apa icha?” tanya guru tersebut dengan ramah
- “Kami dari anggota OSIS  diperintahkan untuk mencatat nama-nama yang berprestasi dari tiap kelas,  boleh tidak kami minta waktunya sebentar, bu?”
- “Ooh tentu silahkan icha!”  kata guru
- “Terimakasih bu!” saut  kami 
      Ketika  kami sibuk bertanya kepada salah seorang wakil kelas mereka, aku bertemu  dengan seorang pria, tetapi rasanya bukan seperti bertemu pria biasanya,  ini beda. Aku pun juga merasa aneh ketika itu, padahal dimata orang  lain, dia itu biasa-biasa aja loh, “kira-kira apa ya sebabnya kok  aku bisa jadi aneh gini” tanda tanya timbul dalam hati.
      Pria  yg bernama Raditya Helmiyan itu rupanya pemegang juara 1 dari kelasnya.  ” Ya allah, pria ini sungguh sempurna dimata ku” dalam hatiku berkata  tidak sadar.
      Tiba-tiba  ada org yg menepuk pundakku, disaat ku termenung, spontan ku berkata,  “ Radiiiiiit……….!” Rupanya Rasti yg tadi menepuk pundakku,   
      1  ruangan pun tertawa melihat ekspresiku yang sedikit lebay itu, terkecuali  bg Radit dan Aku, aku mengelakkan diri(alias ngeles) dan berkata
      ”Lohh,  kok pada ketawa, ada yang lucu ya?”
      “Mana  gue tehek,” sambung Rasti sahabatku
- “Wew, maaplah ! tadi tu  aku lagi nulis nama bg Radit, makanya diotakku hanya focus kenama Radit,”  sela ku bingung
      “Aahh  masak iya sih, Cha ? nulis apa nulis nii ? hahaha”
      “ya  nulislah, jadi maksudmu ?” saut ku asal
- “Ohh gitu toh, okelah jika  begitu. Ayoklah cepat lanjutin nulisnya, udah siap belum tu ? Masih  banyak kelas ni ha !” ucap gelisah salah seorang kakak kelaz yang  juga merupakan anggota OSIS, bg Rian namanya. Bg Ryan ini duduk dibangku  kelas 11, tepatnya di kelas 11.b
- “Iya ah abg, bawel kalii,  sabarlah, tangan icha Cuma dua nyo, gak punya lebih do, kalau lebih  nanti overdosis, bingung ?” jawabku kesel sambil ngelawak dikitlah  
      Setelah  selesai mencatat, kamipun bergegas meninggalkan kelas 11.A tersebut,  tetapi setelah kejadian itu sampai larut malam pun aku juga gak bisa  tidur karena  masih membayangkan seorang pria yang bernama Radit  itu.
      Keesokkan  harinya sewaktu aku baru sampai disekolah, aku tidak sengaja ngeliat  bg Radit dilapangan basket sekolah, tapi ya hanya ngeliat sih, gak terlalu  penting juga soalnya pikirku saat itu. Aku langsung aja bergegas pergi  kekelas, yang melewati lobby d depan mading, aku menyempatkan diri buat  ngeliat-liat mading sebentar, dengan tidak sengaja aku menjumpai profil  bg Radit anak 11.A itu !
      Rupanya  dia adalah seorang ketua tim basket dari sekolahku, makanya profil Bg  Radit dipampang disitu, Tiba-tiba masuk tema baru ke dalam otakku, aku  baru ingat kalau Ibu Rika guru Bahasa Idonesiaku menyarankan profil  anggota-anggota OSIS ditempel dimading, tepat dan pas sekali kelasku  adalah kelas aksel yang merupakan kelas ekslusive untuk para-para unggulan.  Sama seperti bg Radit, tiba-tiba didalam hati ku berkata, ” duh  aduh, aku kan utusan yg menjadi OSIS satu-stunya dari kelas 10akseL3,  idiihh pastikan profilku ntar diletak disamping profil bg Radit, kan  kelas bg Radit lagi heboh tentang rumour masalah aku sama bg Radit,  aarrgghh tambah heboh pasti mereka ! Oh no !”. Teriak ku dalam hati
- “Yasudahlah, itu masalah  ntar ja aku pikirin, masak gara-gara ini aku gak jadi kekelas sih, ni  bel udah bunyi lagi !” kataku sewaktu bel berbunyi  
      Setelah  itu, aku langsung menuju kelas dengan tergesa-gesa, rupanya setiba di  kelas, si Rasti iseng,
- “Eehh tambatan hatinya  bg Radit udah datang, tumben telat cha? pacaran dulu kalik ’! wkwkwkwkwk”
- “hahahahahahahahaha”  tertawa 1 kelas
- “ Rastiiiiiiii……………..  awas kamu ya !” teriakku
- “Awas apa Icha?” selanya  tertawa
- “Entah aku juga lupa”
- “Ah payah kamu, Cha. Bisanya  cuma gertak doing, tapi reaksinya tak ada”
- “Biar aja, masalah buat  loe ?” sambungku ketika aku menuju ketempat duduk.  
      Setelah  kejadian itu, guru pun datang dan kami memulai pelajaran.. Ehmm ! maap  ya temen-temenn, yang ini aku dikit agak kepedean, soalnya aku termasuk  murid terpintar dikelas, aku juga mudah bergaul, makanya mereka-mereka  yang merasa temenku pada betah semua berteman sama ku, aku juga selalu  berlomba dengan Rasti untuk memperebutkan juara 1 di aksel ini. Kami  selalu pacuan, kalau sku juara 1 pasti dia juara 2, dan sebaliknya.  Tapi walaupun begitu kami tetap berteman baik bahkan jadi sahabat, karena  menurutku permusuhan itu hanya menjadikan sengsara tiap orang, dan mencari  teman tu 1000 kali lebih susah dari pada mencari musuh, jadi gak baeklah  musuh-musuhan (eeaakk, tumben aku bijak).
      Bel  istirahat pun berbunyi, seperti biasanya aku selalu ke kantin dengan  Rasti berdua, tapi yang kali ini beda deh kayaknya, aku merasa 1 kelas  pada ngikutin aku semua kekantin, “ada apa ya mereka semua, wuaneh”  kata ku bingung 
      Rupanya  si Rasti bilang, kalau mereka mau ngintai aku selama di kantin, mana  tau mereka dapat rumour baru tentang aku, ya biasalah kerjaan orang-orang  ni tiap hari, tapi kayaknya si wartawan 10aksel3 kali ni khusus memberi  pengawasan ketat untuk aku deh, sewaktu aku mesanin mieayam untuk aku  sama Rasti, tiba-tiba ada bg Radit muncul disampingku, aku gak tau dia  mau mesan juga atau apa, dan seketika itu juga dia menegurku,
      “Hai  icha, ketemu lagi kita”
      “Ehh  ya bg, hai juga” jawabku malu-malu
- “Oh iya Icha, salam kenal  ya ” sautnya sambil mengajak ku berjabat tngan
- “ekheem…”sambung temen-temen  1 kelas ku semuanya, sambil cekiki’an ga jelas
- “ ii’iihh, cie cie…  lagi pedekate ni ye ”sela bg Ryan tiba-tiba datang diantara kami, 
- “Apalah bg Ryan ni, cuma  salam kenal ja kok, ga lebih”saut ku ksel
- “Kalau lebih juga gapapa,  tapi…….”
- “Tapi apa lg abg ?”sela  ku
- ‘GAK ADA !”
- “aarrgh abg ni buat Icha  kesel mulu’ dari kemaren lagi, sebel ah !”jawabku
- “hahaha, yes berhasil ngerjain  orang lagi, yess…. Berhasil-brhasil”
- “Owh ternyata cuma mau  ngerjain icha aja ? owh bgus ! Inilah kakak kelas teladan kita semua,  yg patut untuk tidak ditiru”kata ku kesal
- “Udah Icha, Ryan itu cuma  mau becanda aja kok” sambung bg Radit rmah
- “Iya bg, memang itu kakak  kelas LEBEH kali ”
- “Iya gitulah, oh ya ni  pesanan Icha tadi kan, cepat dimakan ntar dingin lo” perhatian bg  Radit
- “Owh ya, Icha lupa makasih  ya”
- “Sama-sama, sampai ketemu  lagi ya, bg duluan kekelasJ”
- “Iya bg, bye”ucapku lembut
- “bye…”jawab bg Radit  
      Setelah  itu aku kembli kebangku dimana aku dengan Rasti mesa makanan tadi. Tiba-tiba  Rasti berbisik sesuatu ditelingaku,
      ”  Ceileh, icha dah mulai ni”
      “Udah  mulai apaan lagi?” jwb ku
      “Itu  lho, sama bg Radit itu, soksok gatau heh !”
      “Rasti  itu hanya kebetulan aja aku ketemu dia disini”
- “Iya munkin Allah dah nakdirin  kalian untuk bersatu dikemudian hari” saut Rasti
- “Idih, lebay deh, udah  lah makan lagi tu mienya, bunyi bel baru tau rasa asinnya nantik,”seru  ku, mengingatkan
- “Kok asin sih Cha, kan  aku kasih gula tadi, bukan dikasih garem, wkwkwk”
- “ iyoolah…”  
      tenenetnettenenet(anggap  ja mnk bgtu bunyi nya), bel pun berbunyi, kamipun bergegas menuju kelas  kembali, kami melewati kelas 11, mulai dari 11.a, karena ssking buru-burunya,  ku sampai tidak menyadari kalau aku tadi lewat ada menabrak seseorang,  rupanya itu bg adit lg.
      “maaf,  tidak sengaja aku lagi buru-buru ni,”sela ku minta maap
- “ oh gapapa, wajar kalau  dalam keadaan seperti ini, seseorang membuat kesalahan”
      “ya  allah, bg Radit...”Saut ku terkejut
- “ya, cepet Cha udah bel  masuk tu, buruanlah kekelas ntar telat loh!”
- “ya, maaf ya bg sekali  lagi, thank’s juga ya bg”
      “ya  gapapa, buruan…!” Sambungnya ramah 
      Setibanya  dikelas, dan aku bersama Rasti kembali ketempat  duduk, lalu aku berkata  kepada Rasti, 
- “Ras, gara-gara kita tadi  buru-buru, aku tadi tabrakan sama bg Radit didepan kelasnya, iihh malu  kali aku tu !”
      “ya  mana gue pikirin, itu sih derita elu !” jawab Rasti
- “Iich memang ya kamu ni  Rasti, oh aku tau kamu sekongkolkan buat deket-deketin aku sama bg Radit?  Jawab jujur!” tanyaku kesel
- “sekongkol apa ni, ga ngerti  aku”
- “udahlah aku udah tau semuanyo”
- “sumpah demi persahabatan  kita, aku ga pernah bermaksud gituin kamu Icha, tapi aku seneng aja  ngeliat kamu sama bg Radit itu bisa pedekate, menurut aku kalian cocok  banget”saran Rasti
- “udahlah, aku lagi ga mood  ngomongin itu, ga da gunanya”
- “ya iya ah, udahlah belajar  lagi kita”saut Rasti 
      Tetapi  hanya 1 jam kami kali ini belajar, karena guru-guru mengadakan rapat  komite disekolah, kami semuapun berteriak kegirangan karena pulang cepat.
      Setelah  aku ngelewati sekolah hari ini, tepat malam ini malam minggu, kebetulan  aku ada janji mau jalan sama Rasti pakek mobil dia. Singkatnya, setibanya  kami di mall, kami memilih untuk mencari sebuah café yg bisa dipakek  buat nyantai bentar, tanpa aku rencanain, aku melihat bg Radit bersama  seorang temennya berada di café itu juga, aku berkata kepada Rasti,  kalau sebaiknya kami meninggalkan café itu dan mencari café lain itung-itung  menghindar dari bg Radit, tapi sayangnya Rasti tidak mau, karena café  ini café favoritnya.
      Sepanjang  kami berada dicafé itu aku selalu menutup muka supaya bg Radit tidak  mengetahui keberadaanku, pada saat itu aku berfikir untuk ke toilet  sebentar untuk mencuci tangan dan menghela nafas lega untuk sementara,  tanpa berfikir panjang aku segera pergi ke toilet, tiba-tiba bg Radit  menemui aku dipersimpangan 2 kamar mandi antara cewek dengan cowok,
      “Itu  kan ujung-ujungnya ketahuan juga,” keluhku didalam hati  
Tak lama kemudian bg Radit menemui  aku, dan berkta,
- “Loh kamu ada di café  ni juga, Cha?” 
      “I,i,i,iya  bg” jawab aku gugup
      “Kok  gugup, Cha. kamu sakit ya?” tanya bg Radit lagi
      “Oh,  gak ada bg”
      “jadi  kamu kenapa”
      “Gak  tau Icha bg, kok bisa kayak gini Icha sekarang”Jawab aku lagi
      “Oh,  bg tau ni kenapa !”
      “kenapa?”
      “ada…lah  rahasia abg!”
      “iihhh  abg ni, resek banget sih…”
      “udah  dulu ya Cha, bg mau ke toilet ni, entar kita ketemu lagi deh”
      “Oh  ya bg.”  
      Setelah  aku keluar dari tempat itu langsung bercerita sama Rasti tentang kejadian  yang aku alami ditoilet tadi, bukannya memberi solusi ataupun minta  maaf, Rasti malah ketawa, 
      “idiihh  aneh banget tu anak, ya udahlah tu masalah kan ga besar besar amat ngapain  pula diributin, abis-abisin tenaga aja ngomongin yg kayak begituan”  kata ku dalam hati 
      Setelah  keluar dari café, kamipun bergegas masuk kedalam mall untuk melihat-lihat  ataupun berniat membeli suatu barang, didalam suatu toko boneka kejadian  yang satu ni terulang lg,
- “Hai, bg Radit…”tegur  Rasti saat bertemu dengan bg Radit
- “Hai jg, oh kenalin ini  Risky temen abg!” sautnya sambil mengenalkan temennya kepada kami  berdua
      “Mau  beli boneka juga, bg ?” tanyaku kepada bg Radit
      “Oh  iya,” jawabnya
      “Kalau  boleh tau untuk siapa, bg?”
      “mmmmmm  untuk siapa ya, kalau untuk kamu gimana Cha?” balik tanyanya
      “upz,  apa bg, untuk Icha?” selaku
- “ya untuk kamu!”
”Eehh gimana ya bg, Icha mau-mau aja sih, tapi…”
- “tapi apa, takut ada yang  marah ya?”
”Oh gak, ya udah deh, boleh…” Sambung aku menjawab 
      “Gitu  dong, ini baru calon pacar abg” jawab bg Radit
      “Apa  bg?” tanyaku
      “Gak  ada, ada ayam lewat tadi Cha, hehehehe…”
      “  I,I,ihh bg ni” 
      Bg  Radit pun bergegas memilihkan boneka untuk ku, dan segera membayarnya  dikasir. Aku berbisik dengan Rasti untuk berencana pulang karena janji  aku dengan mamaku pulang jam 21.30, sekarang hampir jam 21.30, jadi  aku bilang sama bg Radit kalau kami mau pamit pulang karena hari udah  malam, bg Radit pun mewajari hal itu. Setelah nyampai di rumah dan memasuki  kamar, aku langsung termenung memikirkan semua kejadian di mall tadi,  sambil aku memandangi boneka yg dibelikan bg Radit untuk aku tadi.
      “Sungguh  baiknya bg Radit itu, ya” kata aku dalam hati sambil memeluk boneka  pemberiannya tadi  
      Tiba-tiba  aku mendengar suara orang membuka pintu, (ni bukan maling loh), rupanya  mama aku yg masuk kekamar ku untuk menanyakan semua yang terjadi sama  ku, karena mama ku merasa ada yg janggal dengan aku, akupun menceritakan  semua yang terjadi sama aku akhir-akhir ini, tetapi mamaku merespon  yang ga masuk akal untuk aku, masa’ mama ku bilang aku lagi jatuh  cinta sih, kan ga munkin, setelah pernyataan mamaku ini, aku langsung  berfikir untuk mulai besok di sekolah aku harus belajar menjauhi bg  Radit, karena aku ga mau kalau aku betul-betul jatuh cinta dengannya,  ini bisa jadi bahaya untuk aku, karena ntar ku dijadiin bahan gosip  besar-besaran sama wartawan kelas ku tiap harinya, aku ga mau itu semua  terjadi.
      Keesokkn  harinya di sekolah, aku selalu mengingat-ingat prinsip baru aku yang  udah aku rancang tadi malam, aku selalu coba, coba, dan coba, tetapi  semua usaha itu sia-sia, karena aku betul-betul ga bisa belajar ngelupain  bg Radit, ini semua terbukti dikejadian sewaktu aku dan Rasti sedang  berada didepan mading,
      “Cha,  profil mu mana, kok ga ada” tanya Rasti bingung
      “Ntah  lah, kan ibu Rika yang ngurus, ya mana aku tau” jawabku  
      Tiba-tiba  ada seseorang yang juga ikut memperhatikan mading sekolah, karena saking  asiknya ku memperhatikan madding, aku tidak melihat siapa itu, aku hanya  asal menjawab pertanyaan yang diajukannya,
      “Asyik  ya nengokin madingnya” kata org itu
      “Yaiyalah  !”saut Rasti
      “Icha,  lagi mandangin profil abg ya?” tanya orang itu padaku
- “idih, geer amat! Ga lah  yau, apa kamu bilang tadi “abg”?” selaku sambil bingung dan langsung  berbalik badan melihat siapa orang itu
      “astagfirullah,  bg Radit” kataku reflek
- “Rasti, aku kesebelah sana  ya, mau nengok struktur organisasi sekolah” kata aku lagi kepada Rasti
- “Eh Icha, kok menjauh dari  bg, emang ada masalah apa?” sela bg Radit
- “Itulah Cha, ada apa sama  kamu? Perasaan tadi baik-baik aja deh bahkan tadi masihh sempat ketawa-ketiwi  sama ku” sambung Rasti
- “Oh ga ada Rasti, cuma  pengen kesini ja, eh Ras, kita kekelas yok, capek kali aku hari ni!”  jawab ku sama Rasti
- “Icha, kamu kenapa? Bg  punya salah ya sama kamu?” tanya bg Radit lagi
- “Oh gak bg, Icha lagi ga  enak badan aja” jawab aku lagi
- “yok Ras, pusing kepalaku”  ajak aku sama Rasti 
      Setelah  kami berlalu Rasti melihat wajah bg Radit yang penuh rasa bersalah karena  ia mengira kalau dia punya salah sama ku, padahal hanya aku aja yang  mau belajar untuk menjauhi dia, didalam hatiku penuh beribu penyesalan  karena udah membuat bg Radit jadi ngerasa bersalah begini, “Bg Radit  maafin Icha ya, Icha terpaksa ngelakuin ini” ucapku dalam hati.  
      Didalam  kelas, setelah aku menghela nafas lega di bangku, aku spontan merenung  tentang kejadian tadi, sampe-sampe tanpa aku sadari aku udah netesin  air mata karena aku ngerasa bersalah banget udah ngecewain seseorang,
- ”Ya tuhan, semakin hari,  semakin ku merenung semakin aku temukan jawaban kalau aku benar-benar  sayang sama bg Radit, tapi kalau jatuh cinta belum, ya mudah-mudahan  itu ga bakal terjadi.” Doa aku dalam hati 
        Sewaktu pulang sekolah tepatnya jam 11.30 waktunya makan siang, kali  ini aku pulang tidak bersama Rasti, karena Rasti dijemput sama abgnya,  pada waktu ini juga bg Radit menemui ku, aku selalu menghindar tetapi  bg Radit terus memaksa aku meminta waktu sebentar untuk membicarakan  sesuatu
- “Icha, bg minta tolong  banget, Icha mau kan bicara sama bg sebentar aja, please!” kata bg  Radit
- “Maaf bg, Icha ga bisa”  jawab ku
- “Ayolah Cha, bg mohon!!!!”  paksanya lagi
- “abg, Icha ga punya waktu,  kan udah Icha bilang icha lagi ga enak badan
- “Icha, tolong Cha sekali  lagi, bg mohon, ini menyangkut kita berdua juga” paksanya lagi, lagi  dan lagi
- “Yaudahlah, sebentar aja  ya” ucap ku lesu 
      Bg  Radit mengajak aku makan siang dimall yang kira-kira jaraknya 1 km dari  sekolah, bg Radit memesankan makan siang untuk aku, setelah dia mesan  makanan, saat inilah yang dia gunakan untuk ngomong ma aku,
- “Icha, coba jujur sama  abg, kenapa tadi disekolah Icha selalu menghindar dari abg?” tanya  bg Radit dengan pertanyaan yang tidak aku sangka
- “jujur bg, Icha ga tau  , spontan aja Icha ngelakuin itu, Icha gatau apa sebabnya” jawab aku  bohong.
- “Abg udah tau apa yang  kamu sembunyikan selama ini dari abg, bg juga udah tau dari awal kita  ketemu!”
- “apa maksud bg?”
- “maksud bg, Icha takut  kan kalau hati Icha jatuh cinta sama bg?”
- “Gak kok, bg salah”
- “udah lah Icha, bg dah  tau semua”
”I,I,iya bg, Icha belum siap untuk jatuh cinta sama bg, makanya Icha  belajar menjauhi abg”
- “tetapi Icha gak bisa nyalahin  kenyataan, Kalau sebenarnya abg yang duluan jatuh cinta sama Icha sejak  pertama kali kita ketemu !”
- “tapi bg...”
- “Udah Cha jangan menyalahkan  diri sendiri begitu, munkin Allah udah nakdirin kita kayak gini! Abg  sayang sama Icha, abg juga cinta sama Icha, Icha maukan nemenin abg  disaat apapun, semampu Icha?”
- “Tapi bg, Icha belum pernah  ngalamin masa pacaran!”
- “Icha, bg mohon, mau yaa?”  sambil meraih tanganku
- “Beri Icha waktu ya bg,  untuk ngejawabnya!”
- “ya udah Cha kalau masalah  jawaban itu terserah Icha kapan menjawabnya, yang pasti abg selalu menunggu  jawaban itu!” 
      Hal  ini pun selalu teringat dalam benakku, dan untungnya yang tau kejadian  ini cuma aku dan bg Radit, untungnya si para wartawan  10.a itu  belum sempat mengetahuinya. sewaktu mau makan, mau santai, mau belajar,  apalagi mau tidur, aku selalu dihantui sama pertanyaan bg Radit tadi  siang, sebelum tidurpun, sholat istikharah aku kerjakan untuk meminta  jawabannya dari Allah SWT, tetapi aku masih belum siap untuk pacaran,  karena ini pertma kalinya, aku juga sayang ma bg Radit, aku juga cinta,  tp…………………
      Ya  Allah aku bingung mikirin jawabannya, apa aku jawab ya aja kali ya,  eeh gimana ya, aduh ya atau gak ni, kalau gak ntar bg Radit kecewa sama  ku, kalau ya aduh ku belum siap ni, eh, aduh gimana ya, udahlah, besok  siap sarapan pagi, aku langsung mikirin jawabannya, sekarang aku mau  tidur, kalau semaleman aku mikirin itu mulu’ mah besok aku udah nyampek  RS jiwa ntar, kan bg Radit juga yang kasian, masak ngarepin cewek frustasi  sih, tu makanya besok aja lah aku pikirin lagi, aku sekarang mau bobok  dulu.
      Keesokkan  harinya, aku sedang sarapan bersama papa, mama, dan adik ku, aku selalu  teringat dengan ucapan aku tadi malem, kalau sekarang harus aku tentuin  jawabannya, tiba-tiba mamaku tersenyum melihat ku,
      “ada  apa cha?” tanya mamaku
      “Oh,  gak ada ma!” jawabku
- “hmmm mama tau, pasti Icha  sedang bingung kan mikirin jawaban apa yang pantes untuk cowok yang  nyatain perasaannya sama kamu?” sambung mama
- “bukan mama, Icha lagi  mikirin ulangan nanti!” jawabku lagi
- “udah Cha gak usah sembunyi-sembunyi  kayak gini, papa sama mama kan dulu juga pernah muda kayak kamu, yang  pernah ngalamin hal kayak gini juga, makanya kami tau, kenapa kamu sekarang!”  sela papa ku sambil tersenyum
- “hahahahaha, kak Icha,  dek aja udah pernah ngalamin, masak kakak belum sih” sambung adekku  yang bernama Kevin yang baru  menginjak kelas 2 SMP
- “Sudah Kevin, jangan ikut-ikutan,  ntar kakakmu ngamuk lho!” sela mamaku
- “gimana Cha, ya kan yang  papa bilang tadi?” tanya papaku lagi
- “I,I,I,ya pa!!” jawabku
- “itu kan benar, udah lah  kak terima aja! Kevin aja suka sama Riska langsung diterima sama dia”  sela Kevin
- “ keviiin, kamu masih kecil,  ga usah ikut-ikutan” jawab ku kesal sama Kevin
- “Kevin, udah kata mama,  kakak mu itu lagi jatuh cinta ! Dan bingung mikirin jawabannya kayak  mana! Tapi vin, apa kamu bilang tadi, riska? Ayo siapa Riska itu? Masih  kecil udah pandai pacar-pacaran” sambung mama
- “ iiiich mama ne, ayo vin  cpa riska tu? Kn bner dc q yg slama ne q ajarin astronomi yg nyangkut  d kpalanya hny riska, k3 ja blum pndai kyk gt lg, Kevin,Kevin” saut  q
- “ biar ja, riska kn ce’  impian aq gtoeh,,!” jwb Kevin narsis
- “ Kevin, mama jwer kuping  qm ntik, kcil2 dh bs pcran!
- “I,iya ma, maaf!”  
      d  lwr sdh ada bnyi klakson mobil. rupany, itu suara mobil rasti, yg mnjmput  q utk prg skulh breng
- “ ma, pa, dan qm Kevin,  icha prg skulh dlu y! assalamualaikum!”
- “ waalaikum slam” jwb  mreka srentak 
      Sesampainy  q ddlm mbil rasti, kmi mnympatkan diri utk mengobrol sblum smpai dskulh,
- “ cha, lama x td qm klwr  rumahny, smpai blumut aq nunggu dlwr ni”
- “maaf y, td kmi 1 rumah  ge bsilat lidah, tp yg ngehumour dkitlh”
- “masak? gra pa?”
- “ masak d dapur rasti!!!!!!!!!  Hehehehehe” lnjut aq
- “ sriuz lh kwan, pngen  dnger x aq neh”
- “y itu, mama papa q mrah  dnger Kevin ngaku lw dy pny ce’ nameny riska”
- “idih cha, dy kn msih laz  2 cmp. Kmu ja bntar lg naik klz 2 sma ja, gc jd2 ma bg adit, kumaha  iye na’?”
- “rasti, pgi pgi jgn bwt  aq ksel deh dgn ngungkit2 name bg adit, q ge puyenk ne mkirin jwbn!”
- “jwbn pa cha, ayo apa¸jwb  icha ku sayang, apa?”
- “upz, mampuz gw” kta  q dlm hati
- “ gc da ras, itu lho jwbn  peer mtk kt itu, rumit x gc ngerty aq, cb ja astronomi, huch merem pun  insyaallah q bs”
- “alah cha, gc ush ngeles”
- “ rasti, q gc ngeles” 
- “ ya lah, itu gc pnting”
- “hufft, hampir ja,” ucap  q dlm hati lg 
      sking  asyik ny ngobrol tdk trasa kmi sdh smpai ddpn gerbang skulh, aq pun  segera mnuju klz dgn tergesa-gesa spya q tdk ktemu bg radit lbh awal,  krn q blm tw jwbn ny pa. trpksa q menuju klz smbil mnarik rasti, tp  ksian q nengok rasti aq yg kbingungan dy yg jd korban pnyiksaan aq….
      Stiba  d klz, kmi b’2 mnghela nafas lega, krn bs sgera nghindari utk brjumpa  dgn bg radit, rasti pun brtny heran kpd q, knpa td aq trburu2
      “  cha, da pa sih? Cpek aq lari2 td” tny rasti
      “  aq jg cpek rasti, emg lu ajhe!” jwb q
      “  iya knpa td kuc pkek lari2 sgala?”
      “  adlh, rahasia pmerintah”
- “ y lh, icha shbt q skrg  dh bs maen rahasia2an ma q, rahasia tp mlah ngorbanin aq, qm ne gmna  sih cha, aaaarrggghhhh.”
- “ maaf lh ras, ini beda  rasti, q hny ingin lw yg tw rahasia aq ini hny aq dan……..”
- “ dn cpa cha, ayo jujur?”
- “ dan mama q…….”  jwb q ngeles lg
- “ owwh, gtoe toch…”
- “huuuffft, untung ja cha  km pinter cri alasan,,” kata q dlm hati. 
      Di  karenakan minggu dpan skulh akan mngadakan ujian smester 1, para murid  d perinthkan utk gtong royong mmbrsihkan kelas dan pkarangan skulh.  KLaz ku kbgian jatah mmbersihkan hlaman blakang skulh, ktika aku ingin  mmbuang smua smpah yg tlah aku kutip tadi k tmpat smpah rupanya
 
      ________________________
-min.png) 


 
-min.png)