Bumi ku Bumimu Bumi kita Semua

Edu Indonesia
0
Judul: BUMIKU… BUMIMU… BUMI KITA SEMUA
By: Suci Desya Safira
Kelas: X.4
 
 
BUMIKU… BUMIMU… BUMI KITA SEMUA
 
Kulangkahkan kaki menuju halte bus. Ini telah menjadi rutinitasku untuk pulang menggunakan angkutan umum. Di pinggir jalan aku melihat poster bertema STOP GLOBAL WARMING. Hufftt… percuma poster besar itu dipajang, toh cuma jadi ‘pemanis’ jalan aja. Kesadaran warga dunia khususnya Indonesia tentang isu Global Warming ini, sangat minim. Bukan bermaksud menjelek-jelekkan negeri sendiri, tapi itu lah kenyataannya.
         
Bus yang ku naiki tadi, tiba-tiba berhenti. Ahh.. lagi-lagi macet. Masalah yang tak pernah selesai. Bagaimana tidak? Kendaraan yang beroperasi di jalan semakin hari semakin banyak. Bak jamur di musim hujan. Padahal tahukah mereka emisi gas Carbon Dioksida  yang keluar dari kendaraan mereka salah satu penyebab Global Warming? Ahh pasti mereka tau. Hanya saja kesadaran diri itu yang masih kurang.
 
************************
 
Ketika aku tiba di komplek perumahan ku aku melihat pemandangan yang menurutku, sangat menjengkelkan. Bagaimana tidak? Aku melihat seorang pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah membuang sampah seenaknya. Padahal tak jauh dari anak itu ada tulisan ‘BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA’ dan disamping tulisan itu ada temapat sampah.
Ya ampunnn… nih orang gak bisa baca gak sih??
         
Tiba dirumah, kekesalan ku bukannya berkurang malah semakin menjadi. Pasalnnya, aku menemukan banyak kantong plastic bekas belanja di dapur.
          “Bik!!” panggilku
          “Iya, non?” Tanya bik Nah. Pembantu dirumahku.
          “Kok kantong plastiknya banyak banget sih?” Tanya ku.
          “oh.. ini sisa belanja non. Bibi simpan aja, siapa tau masih ada perlu.” Jawab bik Nah
 Aku menghela nafas bosan, “mulai sekarang lebih baik Bibi gak usah pakai kantong yang beginian, mending Bibi pakai kantong belanja yang dibawa dari rumah.”
          “Tapi kan ribet non, lagian dari pedagangnya juga dikasih seperti ini.”
          “Bibi, plastic-plastik kayak gini nih susah diuraikan secara alami, dan satu-satu nya cara biar bisa memusnahkanya Cuma dibakar, dan Bibi tau? gas hasil  pembakaran nya itu salah satu penyabab Global Warming.” Jelasku.
          “Apa non? Gombal waning? Istilah apo toh iku non? Non Alyssa mbok yo gak usah pakai istilah aneh-aneh, Bibi gak ngerti non.” Keluh Bi Nah
Aku menepuk jidat, “Bukan gombal waning bi. Tapi Global Warming. Pemanasan global. Itu akibat ulah kita para manusia yang senang buang sampah sembarangan, penggunaan energy listrik berlebihan, polusi udara, penebangan pohon asal-asalan dan masih banyak lagi,” Jalas ku “lagian kalau gini terus, lama-lama Bumi kita ini bisa ancur .” jelasku
 
          “Oohhh… gitu yaa non? Iya deh bibi juga jadi takut sama si gombal waning itu, nyeremin ihhhh… lagian kalau Bumi kita ancur Bibi mau tinggal dimana? Gak mungkin toh kita pindah ke Mars?” ucap Bi Nah menggebu-gebu.
Aku tersenyum, setidaknya dapat menyadarkan orang akan pentingnya arti ‘manjaga’.
          “Nah maka dari itu bik, sekarang ayo kita sama-sama menjaga Bumi ciptaan Tuhan ini.”
          “Sip non,” hormat bi Nah ala polisi yang siap ditugaskan. “mulai besok Bibi akan kampanye ke teman-teman Bibi sesama pembantu.”
          “Hahaha… siplah kalo gitu Bik.”
 
Aku tinggalkan dapur dengan hati puas.
 
************************
 
Malam hari.
Aku melihat mama sedang menonton TV.
          “Ada berita nih apa ma?” tanyaku
          “Ini loh Sa, Illegal logging makin merajalela aja.” Jawab mama
          “Ya ampunnn… apa sih mau orang-orang jahat itu? Sadar gak sih Bumi bisa rusak kalau mereka nebang sembarangan. Trus ntar resapan air kemana? Kan daerah sekitar situ bisa kena banjir. Gak punya perasaan emang.” Emosiku meledak-ledak
          “Ya mau gimana lagi sayang? Buat menyadarkan seseorang itu gak gampang. Biasanya udah kena ‘batu’ nya dulu, baru jera.”
          “ughh.. mereka itu nggak bersyukur banget sih, udah Alhamdulillah dikasih Allah semuanya, ehh malah dirusak.” Gerutu ku tak ada habisnya
“Ya sudah. Dari pada kamu ngomel gak jelas, mau ikut gak? Hari Minggu besok kantor mama ngadain acara cinta Bumi gitu. Mau ikutan?” Tawar mama
          “Boleh deh ma.”
************************
 
Acara Jalan santai pun berakhir. Yupps aku jadi dong ikut acara yang diadakan kantor mama. Acara nya bertema ‘BUMIKU… BUMIMU… BUMI KITA SEMUA’.
Jalan santai menjadi salah satu kegiatan yang diadakan hari ini.
Setelah itu diadakan sedikit sosialisasi tentang Global Warming. Barulah acara selanjutnya penanaman pohon masal di jalan-jalan dan didaerah sekitar Kantor redaksi mama.
          Senang rasanya melihat begitu banyak yang antusias ikut acara ini. Yah  walaupun, sedikit sekali aku menemukan remaja seusiaku yang ikut, kebanyakan adalah mereka-mereka yang sudah sedikit berumur. Miris rasanya.
          “Hai…” sapa seorang pemuda, sambil duduk disebelahku
          “Hai…” balas ku tersenyum
          “Aku Ryo. Kamu siapa?”
          “Hm…Aku Alyssa.”
          “Hm.. Aku kira gak ada yang seumuran dengan ku yang ikut acara beginian. Apalagi perempuan.” Ujarnya yang menurutku sedikit errr--- lebay
          “Emang gak boleh perempuan ikut acara begini?” tanyaku sedikit jengkel. Emangnya dia kira perempuaan itu Cuma bisa shopping. Gak lah yawww.
          “Hahaha… selaww  lagi. Cuma rada sedikit kurang biasa aja, apalagi untuk zaman sekarang. Udah berapa pohon yang ditanam?” Tanyanya
          “lumayan lah lima pohon.” Jawab ku
          “Wah lumayan tu. Oh iya kok kamu bisa ikutan acara ini?”
          “Aku di ajak mama. Kamu sendiri?” tanyaku balik
          “Kebetulan papaku salah satu sponsornya. Menurutmu bagaimana acara ini?”
          “Bagus. Bagus banget malah. Seharus nya acara seperti ini tuh diadakan lebih sering lagi. Gak Cuma diperkantoran ataupun instansi pemerintah. Tapi juga sekolah, kalau perlu dari tingkat dasar dan dijadikan acara tahunan. Trus sosialisasi kan juga ke masyarakat luas.” Kataku penuh semangat.
 
Ryo tersenyum, “usulmu boleh juga. Tapi kalau Cuma sekedar  sosialisasi gak cukup donk.”
          “Emang gak cukup, harus diamalkan. Kan banyak tuh hal-hal kecil yang bisa membantu Stop Global Warming,  mulai dari buang sampah ditempatnya, hemat energy, mengurangi penggunaan tissue, mendaur ulang barang-barang bekas, penghijauan dilingkungan rumah dan banyak lah lagi.” Ujarku
Lagi-lagi si Ryo tersenyum “ Trus menurut mu, bagaimana dengan penggunaan AC?”
          “Sebaiknya sih jangan. Seharusnya dari awal rumah itu dirancang dengan banyak ventilasi, dan banyak kacanya. Soalnya rumah yang sirkulasi udaranya bagus gak perlu kok pakai AC segala, udara yang masuk udah sejuk kok. Trus dengan banyaknya pencahayaan juga bisa hemat energy di siang hari, jadi gak perlu deh menghidup kan lampu.” Kataku tak kalah bersemangat dari sebelumnya
 
Ryo tersenyum. Lagi.
          “Kalau menurut kamu tentang polusi udara gimana Yo?” kini giliranku yang bertanya
          “Ehm… Polusi udara ya. Banyak sih penyebabnya, misalnya asap kendaraan bermotor, limbah pabrik, pembakaran sampah juga termasuk tuh. Makanya sebelum dibuang sampah sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenisnya, biar gampang pengolahan selanjutnya.”
Aku hanya angguk-angguk setuju.
          “Trus kalau polusi kendaraan gimana Yo?” Tanya ku lagi
          “Nah, bagusnya sih naik angkutan umum aja, selain menghemat waktu di jalan yang sering macet, kita juga gak perlu ongkos yang besar. Disini nih peran pemerintah sangat diperlukan, sarana trasportasi kita yang masih kurang memadai, sering membuat enggan orang untuk naik angkutan umum,” Ryo terdiam sejenak. Mengambil napas sebelum bicara lagi.
          “trus sadar diri jugalah, kalau perginya gak jauh-jauh banget mending naik sepeda atau jalan kaki aja sekalian.Lebih sehat gitu. Trus acara kita juga membantu.” Jelas Ryo panjang lebar
          “Acara kita?”
          “Iya. Penanaman pohon.Penghijauan berperan penting juga untuk mengurangi polusi udara.”
         “tapi kan pohon nya masihbaru ditananam. Mau nunggu sampai kapan?” tanyaku. Lagi.
“Walaupun, manfaatnya belum terasa sekarang tapi setidaknya kita udah membantu nanam pohon untuk masa depan.” Jawab Ryo
“ehm… ya juga yaa, manfaatnya ‘kan kerasa waktu anak cucu kita nanti. Biar mereka gak ngerasain banjir tiap hujan turun.” Kataku bersemangat
 
Kami terdiam sejenak.
 
“Ya. Anak cucu kita. Anak cucu  kamu dan aku,” Ryo beranjak dari tempat duduknya, sambil menepuk-nepuk celananya. “Aku duluan ya Sa.” Ujarnya menjauh
Ahh… Asik juga berdiskusi dengan Ryo. Tambah wawasan juga. Hihihi.
Eh? Tadi apa katanya? ‘kamu? Aku?’
Ehm… Aku salah denger kali yaa.
Sudah lah lebih baik aku cari mama aja toh acaranya juga udah selesai.
 
 ************************
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)