KISAH si PENJUAL KORAN

Edu Indonesia
0

By : Vandriana Artiwi
Kelas : X.6 
                     
    Ketika pagi mulai menjelang, Jono mulai berjalan untuk pergi mengambil jatah koran untuk dijualnya, dikios mang Badar. jono seorang anak yatim piatu yang hidup di gubuk yg sangat reot . kini jono tidak lagi bersekolah, ia putus sekolah saat kelas 4 sd ketika ayah dan ibunya sudah tiada. sehari-hari jono menafkahi dirinya sendiiri dengan hasilnya sendiri dari menjual koran. meskipun hidupnya sangat memprihatinkan, tetapi jono tidak pernah mengharapkan belaskasihan dari orang lain. "mana koran buat hari ni, mang..?" "nih jatah buat elu,,tapi gue kurangi dari yang kmaren. soal nye kmarin lu cume sdikit yg laku.kagak ape kan..?" "iyah..kagak pape mang," sembari melemparkan senyuman.
    setelah mendapatkan koran dari mang Badar, jono bergegas berangkat kelampu merah . karna jalanan dekat lampu merah sangat banyag kendaraan yang terjebak macet. dan, saatnya jono beraksi.. "koraaann...kooraaan.. berita terhangat,,berita hangat.. jupe dan depe akhirnya disidang " jono meneriakkan berita-berita dikoran tersebut. tetapi hanya beberapa koran yang laku. jono merasa sangat lelah dan segera ke emper toko untuk mengeringkan keringat yang terus menyucur karena udara kota sangat panas.

    tiba seorang pria yang datang menghampiri jono, "hy dik, kamu ngapain disini..?" dan jono menjawab "saya lagi beristirahat sebentar" "kamu nggak skolah..?jam segini kamu malah jualan koran..? orang tua kamu mana?" dengan sedih dan menundukan kepala jono menjawabv lagi "saya tidak sekolah dan saya yatim piatu,kak" "maaf dik, saya nggak tau kalo ayah dan ibumu sudaaaah...." berhenti berkata agar jono tidak merasa sedih lagi. "kamu tunggu disini sebentar..!" berlalu pergi tanpa mengucapkan tujuannya pergi. 15 menit kemudian pria tadi datang lagi menghampiri jono yang menjajakan korannya dipinggir jalan . "dik..nih untuk kamu.." sembari mengunjukan kantong yang berisi makanan. "saya tau kamu pasti belum makan, keliatan dari wajah kamu yang sedikit pucat"  " tapi kak..?!" jono berusaha mengelak..  "sudah makan saja ,saya gak naruh racun kok. mending kamu makan sekarang kalau dingin nanti nggak enak lagi,. biar saya yang menggantikan kamu jualan koran sementara kamu makan." sambil mengambil koran yang ada ditangan jono,dan jono termenung sejenak lalu "makasih kak, tapi saya tidak bisa membiarkan kakak menjual koran saya. nanti baju kkak yang bagus ini jadi bau keringat karna kepanasan" "sudah ..nggak apaa.. jangan mengelak lagi." dan jono pun menerima saja karna dipaksa, sesungguhnya jono tidak mau, tapi takut tidak menghargai kakak itu. jono memang terkenal dengan kebaikan hatinya dan tidak pernah memilih pekerjaan dikampungnya. semua dilakukannya selama menghasilkan uang,itu semua demi sesuap nasi dan mimpinya untuk sekolah lagi.

    setelah selesai makan, jono menghampiri kakak tadi untuk mengambil koran dan bertrimakasih. "kak,sudah.. biar saya yang lanjutkan. makasih kak udah baik hati kepada saya." sembari mengambil koran yg hanya tinggal sedikit lagi karna laku terjual oleh kakak itu. "iya. oiya kakak gak maksud untuk merendahkan kamu, kakak lihat kamu itu anak yang baik. kakak ingin kamu sekolah lagi disekolah milik orangtua kakak dengan beasiswa." jono terkejut akhirnya ia sekolah lagi tapi ia merasa tidak mungkin bergantung kepada pria itu, karna jono tidak mau menyusahkan orang lain. "kakak tau kamu pasti berfikir ini akan menyulitkan kakak, tenang aja kakak gak merasa dibebani. kakak harap kamu mau.'' " kalau memang begitu saya mau kak,makasih kak. kakak sangat baik dengan saya."

    akhirnya impiannya jono selama ni menjadi kenyataan untuk bersekolah kembali. jono merasa sangat bahagia dan kini jono diangkat menjadi anak di keluarga pria tadi yang bernama Rendy seorang anak pengusaha yang sangat baik.
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)