"Apa yang harus kukatakan kepada orang tuaku?"
Saat aku menangis, ada seorang bapak menghampiriku. Dia adalah penjaga sekolah dan bertanya.
"Kenapa kamu menagis?"
"Sepedaku hilang, Pak."
Bapak itupun langsung tertawa terbahak-bahak.
"Hahahahhaaaaa....Sepedamu ada di parkiran sepeda dekat labor IPA."
"Serius, Pak?"
"Kalau nggak percaya lihat aja sendiri."
Seketika itupun aku berlari kebelakang laboratorium IPA. Tampak olehku sepeda polygon putih sedang bersandar di dindingnya.
"Lho, kok bisa disini, Pak?"
"Ya, tadi Bapak yang memindahnya. Soalnya sepedamu mengganggu tempat parkir untuk sepeda motor wali murid."
Perasaan malu datang menerpa seiring perginya perasaan khawatir itu. Aku tertawa malu saat pulang sekolah. Sampai akhirnya jika bapak itu bertemu denganku, dia tersenyum sambil mengejekku. Akupun tertawa. Tetapi, kini dia telah tiada. Dia telah diambil oleh Yang Maha Kuasa.
Sungguh, itu merupakan suatu kejadian yang tak bisa kulupakan. Mulai dari ulangan matematika, hingga kehilangan sepeda. How bad that day was,,.
Tidak ada yang mengetahui cerita ini sampai aku tamat dari SMP itu, kecuali aku, pak penjaga sekolah, dan Yang Kuasa.
By. Ardi Setyo Pratomo XI IPA 2 Follow @arrdisetyo