Pagi ini ku sambut dengan cerahnya sang matahari yang tak segan menyinari bumi ini setiap hari. Semberut warna jingga tampak indah dengan terbangnya burung-burung dilangit. Dan juga terdengar merdunya kicauan burung itu. Tampak banyaknya orang yang lalu lalang didepan rumahku . Ada yang ingin pergi kesekolah, pergi kerja,dan ada juga yang hanya sekedar lari pagi serta bersepeda santai.
Dan pagi ini aku akan kesekolah dengan beban yang lumayan bagiku. Yaitu ulangan geografi. Karena pada saat bu Eni (guru geografiku) menerangkan hanya sesekali aku memperhatikannya, kalau sudah ulangan begini barulah aku sibuk untuk membaca semua materi yang dia sampaikan. Mungkin bukan hanya aku yang seperti itu, kalau ku perhatikan banyak juga temanku yang seperti itu. Hahahaha........... kami satu kelas kan kompak ^_^
Setibanya ku disekolah ternyata balum banyak yang datang hanya ada aku, zahra dan oliv. Tampak mereka yang sedang sibuk membaca buku geografi.
'Kan betul apa yang aku bilang, pasti nanti banyak yang baca bukunya disekolah. Soalnya pada gak merhatiin sih waktu bu Eni nerangin. Ckckck' ucapku dalam hati.
          Waktu telah menunjukkan pukul 07.30 dan belpun berbunyi, semua murid masuk kekelas mereka masing-masing. Hari ini mata pelajaran pertama adalah Fisika. Pelajaran yang membuat kepala pusing yang gak ketulungan, bagi yang rambutnya lurus bisa keriting tu gara-gara fisika dan bagi yang rambutnya keriting bisa tambah keriting. Kalo yang rambutnya tebal bisa tipis bgt gara-gara fisika dan sekali lagi bagi yang rambutnya tipis bisa botak mungkin. Heheheheh ....... just kidding readers
.
          Tapi setelah 15 menit bel berbunyi guru fisika yang kami tunggu-tunggu tidak kunjung datang. Kira-kira dia nyasar masuk kelas atau benaran gak masuk ya???? Ntahlah hanya tuhan yang tau.......
          Setelah 1 jam pelajaran berlalu ternyata bu Ros tak juga datang, dan aku yakin kalau dia benar-benar tidak datang atau dia memang tak ingin masuk kelas kami pada pagi hari ini. Dan yang terpenting dia tidak nyasar kekelas lain. Biasanya kan guru sering tu nyasar kekelas-kelas lain. udah salah masuk kelas, marah-marah pulak lagi, gak malu apa ya tu guru. Kalau aku kayak gitu mah malu banget. Amit-amit deh jangan sampai aku kayak gitu kalau jadi guru
.
          Akhirnya pelajaran fisika pun berlalu begitu saja, dan digantikan dengan pelajaran geografi. Tampak masih saja banyak teman-teman satu kelasku yang masih membaca geografi termasuk aku.
"kalau tanah muda apa nama lainnya?" tanya Zalia pada kami yang sedang serius mambaca.
          Memang pada saat itu aku, Zalia, Vie dan Rila sedang berkumpul dimejaku untuk hanya sekedar bercerita sambil membaca buku.
"Junevil kan?" jawab ku
"loh kok Junevil? Bukannya Juvenil ya?" jawab Rila
"eh iya, maksud aku itu" jawabku yang kuselingi dengan senyuman yang manis (menurutku)
"hahahaha Rani Rani, kata-katanya jangan dibolak balek napa? Padahal juvenil itu gak ada salah lo, kenapa dibolak balek coba? Kasihan tauk" oceh Vie
"udah, jangan dibahas" rajukku
"yeeeeee Rani maraaaaah" kata Zalia
"kok bu Eni nya lama kali ya masuknya" kata Rila
"gak masuk mungkin" jawabku asal
Ntah mengapa semua langsung melihat kearahku.
"loh kenapa pada ngeliat aku ?" tanyaku
"mudah-mudahan Ran, soalnya aku belum baca semuanya" kata Rila padaku
Dan kemudian semua kembali diam dan hening. Hingga kemudian Tama selaku ketua kelas masuk dan memberitahu bahwa guru sedang rapat dan ulanganpun ditunda.
          Sesaat kelas menjadi ricuh dan ribut teriakan berasal dari setiap sudut kelas.
"yeeeeeeeeyyyyyyyyyyy kita gak jadi ulangan"  teriak dari murid yang bereda diujung kanan.
" gak jadi ulangan, gak jadi ulangan, gak jadi ulangan"  kira-kira begitulah nyanyian dari murid yang berada diujung sebelah kiri. Dan suara tepuk tangan terdengar dari depan, mereka seperti bertepuk tangan karena mengetahui salah seorang dari mereka memenangkan lotre yang berhadiahkan mobil dengan harga yang mahal.
          Sedangkan kami yang berada diposisi tengah terdiam dan sesaat bertanya dalam hati tentang kebenaran berita tersebut dan melihat reaksi dari semua teman sekelas kami. Tiba-tiba datang teman sekelasku yang bernama Ardian.
"Ar beneran ya gak jadi ulangannya?" tanyaku pada Ardian
"iya, kata orang ni guru pada rapat" jawab Ardian menjelaskan
"yeayyyy kita gak jadi ulangan" sorak kami berempat
Kontan semua mata tertuju pada kami karena mereka sudah berhenti bersorak dan sekarang hanya kami berempat yang bersorak. Saat itu kami terdiam sesaat. Malu. Karena kami terlamat bersorak. Dengan segera kami menutup muka kami dengan sebuah buku. " maaf ya temen-temen " kata vie dengan tampang innocent.
"hahahahahahaha" dan sesaat kami tertawa bersama-sama memikirkan ulah kami tadi. Dan kami berempat kembali bercerita.
Tapi sesaat setelah kami kembali bercerita Ami datang dan berkata bahwa kami jadi ulangan dan akan diawasi dengan kakak penjaga perpustakaan. Kami kembali cemas dan membaca buku kembali. Tak sampai 5 menit kemudian mereka yang dibarisan depan berkata lagi kalau kembali tidak jadi ulangan. Karena kakak perpustakaan juga ikut dalam rapat itu.
" apa sih mau orang ni, jadi atau gak sih ulangannya ?" tanyaku
"tulah GAJE kalipun" komentar Zalia
"are you Rani?" tanya ardian yang tiba-tiba datang dan duduk disamping Rila
"naam" jawabku dengan menggunakan bahasa arab
" ngapain sich Ar suka kali pun wawaancara gak jelas gitu" kata Vie pada Ardian
" oya Ran pernah ada ikut-ikut les gitu gak?" tanya ardian lagi tanpa memperdulikan kata Vie. " kayak les di quantum, primagama, atau dimana gitu"
" gak pernah " kataku pada Ardian
" kenapa enggak?" tanya lagi
" ya soalnya waktu SMP Rani pulangnya jam 4" jawabku atas pertanyaan Ardian
" kok lama kali?" tanya Ardian yang tak henti-hentinya
" iya kan kami sholat ashar juga disekolah dah tu kan banyak pelajaran agamanya juga Ar " jawabku
" ah Ardian bosan tau gak, itu-itu aja pun yang ditanya " kata Zaulia
" enggak ya, mana pernah aku nanya itu sama Rani. Yang per...." jawab Ardian yang terputus karena dipotong oleh Rila
" Mana pulak seringlah kayaknya Ar " kata Rila yang memotong perkataan Ardian tadi
" oiya Ar bisa gak sih sehari aja gak banyak bicara atau sehari aja gak wawancara orang " kata Zalia lagi.
Memang sudah kebiasaan Ardian yang suka bertanya sesuatu hal yang tidak jelas kepada seseorang. Karena memang cita-cita dia yang ingin menjadi jurnalis.
" oiya Ar dulu waktu kecil mainnya sama siapa sih?" tanyaku
" ya sama ortulah " jawabnya
" sama ayah atau sama ibu maksud Rani "
" iya sama dua-duanya lah"
" oiya Ar pernah nanya gak kalau dulu orang tua mu mau punya anak cewek atau cowok gitu " tanya Vie pada Ardian
" enggak " jawab Ardian singkat
" eh tanya lah " paksa Vie
" gak lah malas aku " kata Ardian. " aku takut hati aku sakit nanti" ucapnya pelan yang hanya diketahui oleh Rila yang duduk disamping Ardian yang dari tadi hanya diam.
" oiya Ar suka main bola gak " tanyaku pada Ardian
" enggak " jawabnya
" masak iya gak suka, biasanya kan cowok tu suka kali main bola. Jarang loh yang gak suka main bola " balasku
" iya masak gak suka Ar " kata Vie
" iya di. Temanku aja ada yang mainnya juga sama cewek dah tu dia juga lekong pun kayaknya. Tapi kalau udah diajak main bola dia mau loh " kata Zalia
" iya tapi aku bisa badminton kok " kata Ardian tak mau kalah
" kalau badminton mah cewek juga bisa, basket juga, volly apa lagi. Tapi kalo sepak bola tu beda loh Ar. Jarang cewek yang bisa " jelas Vie panjang lebar
" oya adek mu pandai gak main bola ? adek mu cowokkan." Tanya Vie lagi
" pandai kok " jawab Ardian
" oiya Ardian dirumah mainnya sama cewek atau cowok " tanyaku lagi
" iya gini ya woy aku cerita sikit ya. Jadi aku dirumah tu gak terlalu bergaul sama orang, aku ni anak ruamahan. Tetangga yang pindah aja gak tau aku do. Kadang ada juga aku gak kenal sama tetanggaku paling aku main cuma sama Joni " cerita Ardian panjang
" Tapi Joni tu cowok kali loh Ar kenapa Ardian gak gitu juga " kata Zalia
" ntah lah " jawab Ardian
" oya Rani mau nanya Ar , mmmm.... pernah suka sama cewek gak ?" tanya ku pada Ardian
" pernah "
" kapan ?"
" waktu SMP "
" siapa, siapa Ar " tanya Vie antusias
" mmm skrg dia di X2 kok woy " jawab Ardian yang diiringi dengan senyuman
          Belum sempat kami bertanya lebih lanjut kemudian guru bahasa Indonesia kami datang dan siap untuk mengajar dan kemudian semua kembali kebangku masing-masing. Dan pelajaran bahasa Indonesia pun dimulai
          Sejak kami bercerita dengan Ardian tadi sikapnya mulai berubah malah dia menuliskan " DO NOT TALK ACTIVE " disebuah kertas dan menempelkannya didekat laci mejanya. Kami pikir dia akan berubah dan tidak akan banyak bicara lagi.
 
          Bel pulang pun berbunyi dan bersamaan dengan berakhirnya pelajaran Bahasa Indonesia pada hari ini. Saat aku dan Zalia memakai sepatu ternyata Vie dan Rila sedang berbicara dengan Ardian. Dan akupun menghampiri mereka tapi saat aku datang pembicaraan mereka telah selesai, karena merasa janggal dengan sikap Ardian yang dari tadi hanya diam maka aku pun meminta maaf kepadanya dan berkata " Ardian gak marah kan? Maaf ya" jataku pada Ardian
" iya, gak marah aku do Ran " jawabnya sambil tersenyum
Dan kemudian kami jalan keparkiran. Dan Vie telah berjalan duluan karena dia ada pelajaran agama hari ini.
" woy taungak tadi Ardian tersinggung loh waktu kita tanya dia bisa main bola atau enggak " kata Rila saat kami berjalan
" udah tu " kataku
" iya tadi aja waktu kami cerita bertiga di depan kelas tadi dia bilang kalau dia emang tersinggung sama yang kita bilang tadi. Udah itu matanya tadi berkaca-kaca kayak mau nangis gitu untung aja tadi Vie langsung ketawa. Kalo enggak mungkinemang udah nangis beneran dia " jawab Rila panjang lebar
Aku dan Zalia hanya diam merasa bersalah pada Ardian karena telah memojokkan dia seperti itu.
" udah itu tadi waktu pelajaran bahasa Indonesia  dia ada nanya sama aku, katanya salah gak kalo aku gak bisa main bola. Ya aku cuma diam aja, ya sebenarnya dia gak salah sih. Emang sifat dia yang kayak gitukan jadi kita gak bisa marah sama dia. Aku udah ngerasa sih sebenarnya sikap diam dia tadi bukannya dia pengen berubah tapi karna dia emang ngersa tersinggung. Tu makanya waktu kalian bicara sama Ardian tadi aku cuma diam aja gak banyak komentar " kata Rila yang sepertinya juga merasa bersalah     
 " ihhh Rani jadi ngersa bersalah kali lah sama Ardian, kayaknya kita udah jahat kalipun sama dia. Apalagi tadikan rani yang ngebet kali tentang cowok yang gak bisa main bola tu " kataku dengan nada menyesal
" iya jahat kalipun kita " kata Zalia kemudian
" yaudah lah besok minta maaf aja disekolah " kata Rila 
ESOK HARINYA
" Ar kami minta maaf ya, kami tau kami salah udah nyinggung perasaan Ardian, kami gak ada maksud kok kayak gitu cuam kami pengen Ardian lebih kayak cowok gitu. Udah tu gak cerewet-cerewt kali. Cuma itu kok gak lebih, sekali lagi kami minta maaf ya. Sekarang terserah Ardian mau maafin kami atau gak " ucap kami berempat secara bergantian dengan rasa bersalah yang menjadi beban kami pada hari itu.
          Dan Ardian pun tersenyum dan dia mengangguk. Betapa senangnya kami pada hari itu semoga dia tidak akan marah lagi pada kami dan dia juga bisa berubah. Sekali lagi maafin kami ya Ardian
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-min.png) 

 
-min.png)